News

Siswa-siswi Hanyuan Kursus Bahasa Mandarin Lampung Merasakan Menjadi Warga Shanghai

Kami dapat merasakan secara langsung, bukan seperti warga asing yang berkunjung, melainkan menjadi bagian dari Kota Shanghai.

KUASAI bahasa, maka engkau akan menguasai dunia. Begitu pepatah mengatakan, dan ternyata itu benar adanya. Dengan menguasai banyak bahasa, terutama bahasa internasional, seseorang bisa melalang buana, memiliki banyak teman dan pengalaman.
Setidaknya itulah yang dialami sejumlah siswa yang tergabung dalam komunitas bahasa Mandarin Han Yuan Klub Bandar Lampung. Beberapa kali siswa yang telah mempelajari bahasa Mandari di Han Yuan mendapatkan kesempatan besar untuk pertukaran pelajar guna mengetahui pendidikan bahasa serta kebudayaan di negeri Tiongkok.
Kali ini merupakan yang ketiga, 18 siswa Han Yuan berkesempatan menimba ilmu dan pengalaman di Shanghai, salah satu provinsi terpadat di Negeri Tirai Bambu. Mereka bertolak sejak 13 Juni hingga 3 Juli 2015. Semua akomodasi termasuk makan dan transportasi di dalam kota ditanggung Pemerintah Tiongkok, hanya transportasi dari Tanah Air ke Tiongkok yang ditanggung peserta.
Menurut Steven, guru dan juga pendiri lembaga bahasa Mandarin Han Yuan, kegiatan pertukaran pendidikan dan budaya ini merupakan atas prakarsa Pemerintah Tiongkok yang ingin ikut membantu meningkatkan kemampuan berbahasa siswa, serta menambah pengetahuan di bidang pendidikan dan budaya.
“Selain berbahasa Mandarin, para siswa diajak melihat dan mempraktikkan langsung kegiatan budaya seperti kaligrafi Mandarin, membuat aneka makanan khas Tiongkok, seni menggunting, seni melipat kertas, wushu dan lainnya,” ujar Steven.
Sementara itu, para siswa mengaku banyak mendapat pengalaman berharga selama di Shanghai. Mereka mendapatkan kesempatan menarik untuk mengasah kemampuan berbahasa Mandarin langsung dengan warga Shanghai, menikmati gaya hidup dan budaya warga setempat meskipun terbilang hanya 20 hari.
Selama sehari penuh mereka diajak dan diarahkan oleh keluarga baru tempat mereka tinggal (home stay) untuk menjelajahi seluk beluk Kota Shanghai. Warga di sana menyambut dengan hangat kehadiran para siswa serta menyuguhkan mereka dengan fasilitas yang sangat memadai.
Bahkan, mereka diajak ke tempat wisata yang menjadi trademark kota itu, seperti Yu Yuan Garden, Shanghai Natural History Museum, The Bund, dan HuangPu River.
Setiap keluarga angkat mengambil hak asuh atas tiga atau empat siswa sehingga para siswa Han Yuan ini terbagi dalam lima kelompok. Untuk beragam kegiatan, para siswa membiasakan diri menggunakan transportasi yang biasa mereka gunakan, seperti kereta bawah tanah, taksi, bus, ataupun mobil pribadi.
Tidak bisa dipungkiri bahwa lalu lintas di Shanghai ini tertata dengan baik dan masyarakatnya disiplin. Para pejalan kaki yang ingin menyeberang pasti melewati zebra cross. “Lampu lalu lintas dan perangkat lalu lintas lainnya berada tepat pada tempatnya, juga berfungsi dengan baik,” kata Sayori, salah satu peserta pertukaran pelajar asal Bandar Lampung.
“Bahkan, kami dapat merasakan secara langsung, bukan seperti warga asing yang berkunjung, melainkan menjadi bagian dari Kota Shanghai. Kami diajarkan cara membuat makanan khas dari negeri ini, yaitu hundun, makanan sejenis pangsit yang dapat dinikmati dengan cuka dan biasanya menjadi makanan saat acara kumpul bersama dengan keluarga,” kata dia.
Selain mengerti dan belajar dari tempat-tempat yang dikunjungi, para siswa juga mendapat banyak ilmu di sekolah. Mereka belajar seni kaligrafi yang menjadi dasar penting bagi individu pelaku seni menulis kaligrafi indah.
Sayori menjelaskan para siswa juga mempelajari adat istiadat setempat, seperti pemakaian intonasi bahasa, penggunaan tata krama serta sopan santun bersikap, tata cara membuat dan meminum teh, belajar tarian daerah Shanghai, belajar membuat kerajinan tangan seperti tali-temali, menggunting kertas, membuat kipas berhiaskan pemeran opera, membuat gantungan dari tali warna-warni dan melipat kertas (origami), menyanyi, serta memakai kostum ala pemain opera.
Mereka dapat mempelajarai sejarah kota tua Shanghai yaitu kota dengan infrastruktur dan tingkat efesiensi pembangunan yang sangat indah serta tertata rapi, meskipun Shanghai dibentang lautan luas. (M2)
Sriagustina@lampungpost.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *